wel
btop






0n : 1 users


B 4 N D U NG™
btop
B4NDUNG 2007
.:BUNG_KARNO :.
  • PICTUR3 H@T

    ISTIQLAL (4/9/98)

    BUNG KARNO:  "BAPERKI SUPAYA MENJADI SUMBANGAN BESAR TERHADAP REVOLUSI INDONESIA" (1/4) <>

    Pengantar Redaksi:

    Rasialisme negara selama 32 tahun dipraktekkan secara mencolok olehnegara Orde Baru di bawah Soeharto. <br/> Sejumlah perundang- undangan sengaja diproduksi untuk meng eleminir kelompok masyarakat keturunan Tionghoa dari pergaulan bangsa.<br/> Termasuk mengganti sebutan Tionghoa dengan "Cina" dan memberi tanda serta perlakuan khusus pada kelompok ini.<br/> Negara mencitrakan orang Tionghoa yang sebetulnya sangat heterogen menjadi kelompok homogen. <br/> Sekaligus mengidentik kannya dengan komunis (PKI) dan kelompok a-nasionalis.<br/>

    Keturunan Tionghoa diawasi habis-habisan, ditangkar.
    Mereka dilarang menyalankan adat- istiadatnya, agamanya dieliminir dari agama formal negara.
    Bukan hanya itu, bahasa Mandarin sebagai bahasa yang paling banyak digunakan oleh menusia penghuni planet bumi dan jadi salah satu bahasa resmi PBB dilarang.<br/> Dimunculkan sebutan pri dan nonpri.<br/> Keturunan Tionghoa giring untuk hanya yadi pedagang,<br/>
    Mereka tak bisa jadi pegawai negeri,
    ABRI apalagi jadi pimpinan anggota Ormas.<br/> Dengan demikian mereka dikucilkan, dan ketika sukses secara ekonomi, dengan mudah dijadikan kambing hitam dan sasaran pemerasan.<br/>

    Sejumlah pengamat melihat bahwa jaman Orla sebetulnya juga terjadi diskriminasi ras. Mulai dari penghancurkan imperium bisnis Oei Tiong Ham, munculnya PP 10 hingga berbagai kerusuhan rasialis di sejumlah kota.
    Termasuk Perusuhan Mei 1963 di Bandung. Betul kah Ir Soekarno seorang rasis?

    Banyak pengamat mengatakan bahwa Soekarno sebagai founding father sangat paham persoalan ini. Ia ingin membangun Indonesia sebagai sebuah nation-state yang baru di mana warga keturunan Tionghoa adalah bagian dari etnisitas Indonesia. Berbagai kebijakan dan kerusuhan ras dengan sengaja dibuat oleh sejumlah pembantu Bung Karno yang memiliki ambisi politik tertentu. Termasuk kelompok militer yang tak suka dengan kebijakan Bung Karno.

    Agar kita bisa melihat lebih jelas sikap Bung Karno terhadap warga keturunan Tionghoa, bersama ini Redaksi sengaya menurunkan kembali pidato Bung Karno pada pembukaan Kongres Nasional ke-8 BAPERKI di Istana Olahraga Gelora "Bung Karno" (Sekarang Istora Senayan -red.) pada 14 Maret 1963. Bung Karno memberi judul amanatnya ini sebagai "Baperki Supaya Menjadi Sumbangan Besar Terhadap Revolusi Indonesia".

    Redaksi menuliskannya kembali dalam ejaan EYD dengan sejumlah penyesuaian, antara lain dengan menghapus fenomena kata "daripada".
    -------------
    Saudara-Saudara dan Anak-Anakku sekalian,

    Lebih dahulu saya menyatakan terima-kasih saya serta rasa haru hati saya berhubung dengan dibuatnya dan dinyanyikanaya lagu "Hidup lah Bung Karno" yang beberapa detik yang lalu kita bersama telah mendengar. Terima kasih. Di samping mengucapkan terima kasih itu saya menyatakan kekaguman saya atas kemahiran komponis lagu itu, yang dari Saudara Siauw Giok Tjhan saya mendengar bahwa komponisnya ialah seorang puteri, komponiste, yaitu Saudari Evie Coa.
    Terima kasih.

    Saudara-Saudara sekalian, sekarang saya diminta untuk memberi sambutan amanat sekadarnya kepada resepsi pembukaan Kongres Baperki yang ke-VIII ini.

    Tadi Bapak Roeslan Abdulgani telah berkata, bahwa beliau bicara sebagai voorrijder dari saya. Saudara tahu, kalau saya resmi sebagai presiden berkendaraan mobil ke sesuatu tempat, lantas ada voorrijdernya. Orang-orang yang mendahului perjalanan mobil saya itu untuk membuka yalan, voorrijder. Malah ada yang lebih lagi mendahului perjalanan saya, itu bukan voorrijder, tetapi sweeper, penyapu bersih.

    Presiden harus diadakan voorrijder, harus diadakan sweeper.
    Sering saya berkata, mbok ya zonder voorrijder, zonder sweeper, tidak perlu pakai sirene mengaung-ngaung. Tetapi anggota-anggota pemerintah dan semua staf Istana berkata: "Menurut aturan harus demikian, Pak." Jadi, ya, saya nurut saja. Maunya itu kadang-kadang saya mau ngluyur sendiri, Saudara- Saudara, tapi tidak boleh! Selalu harus dengan voorrijder, harus dengan sweeper.

    Nah, ini tadi Pak Roeslan bicara, kata beliau, sebagai voorrijder saya. Pada waktu saya mendengar pidato Pak Roeslan, saya kok ingat kepada kerbau dan gudel. Tahu gudel itu apa? Anak kerbau. Anak kerbau itu dalam bahasa Jawa dinamakan gudel. Anak ayam dinamakan kuthuk.

    Anak ikan bandeng dinamakan nener. Anak kuda dinamakan belo. Dalam bahasa Jawa anak kerbau dinamakan gudel. Ada peribahasa Jawa "kebo nyusu gudel", kerbau menyusu kepada anaknya sendiri. Kerbau menyusu kepada gudel, kepada anaknya sendiri.

    Pak Roeslan itu dulu murid bapak, murid saya. Terutama sekali di dalam ilmu politik. Waktu belakangan ini, beberapa tahun belakangan ini tiap kali saya mendengar Cak Roeslan Abdulgani berpidato, saya mendapat perasaan, wah ini, gudelnya ini bukan main! Gudel ini ngalahkan kebo! Tapi saya senang dan bergembira atas hal yang demikian itu, moga-moga malahan Cak Roeslan dari gudel Menjadi lah banteng iang sehebat-hebatnya! Dan juga pemuda-pemuda, pemudi-pemudi yang duduk di situ supaya semuanya menjadi banteng-banteng Indonesia!

    Saudara-Saudara, Baperki sekarang mengadakan pembukaan kongresnya yang ke-VIII, masuk tahun yang ke-X, kata Cak Siauw. Dengan lentong Jawa Timur Cak Siauw tadi berkata, Baperki sekarang masuk usia yang ke-X. Jawa Timur-nya Cak Siauw, "Demokrasi Terpempin". Malah mengeluarkan perkataan tiap- tiap kali yang dimaksudkan itu alasan, beliau berkata "Alesan." .....
    Oo, itu dapat dari mana itu, perkataan "alesan"?!

    Saudara-Saudara, Baperki sekarang mengadakan kongres yang ke-VIII, saya diundang datang di sini. Jauh-jauh sebelum ada kongres ini, dan pada waktu pertama kali ditanya kepada saya: "Sudi apa kah kiranya PYM Presiden datang di kongres Baperki?" -saya menjawab, mau. Insya Allah, mau. Apa sebab? Sebabnya ya, Baperki itu satu yperkumpulan yang baik. Baperki tegas berdiri di atas Pancasila. Baperki tegas membantu terlaksananya Amanat Penderitaan Rakyat. Baperki tegas berdiri di atas Manipol-Usdek dan lain-lain sebagainya. Baperki adalah salah satu dari Revolusi Indonesia.
    Oleh karena itu saya datang.

    Ya, kita sekalian ini sebenarnya, Saudara-Saudara, untuk menyelesaikan Revolusi. Kalau, baik Nyonya Lie maupun Cak Siauw berkata: "Bung Karso yang tercinta", saya mengerti itu sebenarnya bukan tercinta kepada persoon saya, meski pun hal ini ada ceritanya ini. Tetapi tercinta, cinta kepada Revolusi Indonesia, yang saya ini oleh MPRS dijadikan Pemimpin Besar Revolusi. Dan saya pernah berkata, saya tidak menganggap diri saya menjadi pemimpin. Saya ....

  • F R I E N D S
    0nline: users
    Daily : 1 >users
    Hits: 210 users
    infowap

    Topand
    hits
    ALRIC
    btop
    waptop
    apieknet
    mobpart


    B4NDUN6
    2008™
    Designed By:
    B4ND@3NG._HIT
    cop
    11210
    Bandung hit
    FREE GAMES and VIRTUAL PETS
    XtGem Forum catalog